Lampu
LED sering kita lihat sebagai lampu indikator pada remote TV. Selain itu juga
kita sering menumuinya di benda lain. Mungkin banyak orang sudah tau bentuk
LED, namun juga belum mengetahui tentang apa itu pengertian LED? Bagaimana LED
bisa bercahaya? Apa saja aplikasi LED? Untuk menjawab tersebut, mari kita simak
penjelasan berikut ini.
Pengertian LED
LED
adalah kepanjangan dari Light Emitting
Diode (Dioda Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila
diberi tegangan sebesar 1,8 V dengan arus 1,5 mA. LED banyak digunakan sebagai
lampu indikator dan peraga (display). Lampu LED terbuat dari plastik dan dioda
semikonduktor yang dapat menyala apabila dialiri tegangan listrik rendah
(sekitar 1,8 volt DC). Bermacam-macam warna dan bentuk dari lampu LED,
disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya.
Dalam
LED digunakan konduktor dengan gabungan unsur logam alumunium-gallium-arsenit
(AlGaAs). Konduktor AlGaAs murni tidak memiliki pasangan elektron bebas
sehingga tidak dapat mengalirkan arus listrik. Oleh karena itu dilakukan proses
doping dengan menambahkan elektron
bebas untuk mengganggu keseimbangan konduktor tersebut, sehingga material yang
ada menjadi semakin konduktif.
Bentuk dan Simbol LED
Bentuk
LED bisa kita lihat seperti di gambar sebelah kiri. LED sebenarnya mempunyai
banyak macamnya, ada yang persegi empat, bulat, dan lonjong. Sedangkan simbol
pada dioda juga ditunjukkan dengan tanda kutub positif (+) dan negatif (-).
Cara Mengetahui Kutub Positif dan
Negatif LED
LED
merupakan salah satu jenis dioda yang mempunyai dua kutub, yaitu kutub (+) dikenal
dengan nama anoda dan kutub (-) dengan dengan nama anoda. Kita bisa mengetahui
kutub positif dan negatifnya hanya dengan melihat bentuk fisiknya yaitu pada
kaki led. Kaki led yang panjang yaitu kutub positif, sedangkan kaki yang pendek
merupakan kutub negatif. Permasalahan terjadi ketika LED sudah digunakan dan
mempunyai kaki yang sama. Bagaimakah cara mengetahui kutubnya? Yaitu dengan
melihat framenya. Frame yang berukuran kecil merupakan terminal positif
sedangkan frame yang besar merupakan terminal negatif. Mudah bukan, cara
mengetahui terminal LED.
Rangkaian Dasar Menghidupkan LED
Dalam
menghidupkan atau menyalakan LED dibutuhkan rangkaian sederhana agar LED bisa
menyala. Adapun rangkaiannya adalah seperti di bawah ini.
LED
bisa dihidupkan dengan arus maksimal 200mA, maka dari itu nilai resistor harus
ditentukan terlebih dulu. Karena besarnya nilai resistor berbanding lurus
dengan tegangan sumber yang dipakai maka secara matematis besarnya nilai
resistor pembatas arus LED adalah sebagai berikut:
R
= (Vs – 2volt)/(0,02 Ampere)
Keterangan
:
R
= resistor pembatas arus
Vs
= tegangan sumber
2
volt = tegangan LED
0,02
A = arus maksimum LED (20mA)
Proses Pembangkitan Cahaya pada LED
Cahaya
pada dasarnya terbentuk dari paket-paket partikel yang memiliki energi dan
momentum, tetapi tidak memiliki massa. Partikel ini disebut foton. Foton
dilepaskan sebagai hasil pergerakan elektron. Pada sebuah atom, elektron
bergerak pada suatu orbit yang mengelilingi sebiah inti atom. Elektron pada
orbital yang berbeda memiliki jumlah energi yang berbeda. Elektron yang
berpindah dari orbital dengan tingkat energi lebih tinggi ke orbital dengan
tingkat energi lebih rendah perlu melepas energi yang dimilikinya. Energi yang
dilepaskan ini merupakan bentuk dari foton. Semakin besar energi yang
dilepaskan, semakin besar energi yang terkandung dalam foton.
Pembangkitan
cahaya pada lampu pijar adalah dengan mengalirkan arus pada filamen (kawat)
yang letaknya ada di tengah-tengah bola lampu dan menyebabkan filamen tersebut
panad, setelah panas pada suhu tertentu (tergantung pada jenis filamen),
filamen tersebut akan memancarkan cahaya. Namun karena pada lampu pijar yang
memancarkan cahaya adalah filamen yang terbakar, tetapi jika suhu panas, akan
mengakibatkan filamen lampu pijar sedikit demi sedikit meleleh dan selanjutnya
putus sehingga lampu pijar sekitar 200 jam.
Sedangkan
pada lampu fluorensence atau lampu
TL, proses pembangkitan cahaya hanya memanfaatkan ionisasi gas dalam tabung
lampu TL sehingga mengakibatkan loncatan-loncatan elektron dari ujung yang satu
ke ujung yang lain dan saat terjadi loncatan elektron bersamaan dengan
dipancarkannya cahaya dari loncatan tersebut. Kekurangan dari lampu TL adalah
jika gas yang ada dalam tabung habis, maka cahayanya tidak bisa dipancarkan
lagi. Umur lampu LT lebih lama daripada lampu pijar.
Ketika
sebuah dioda sedang mengalirkan elektron, terjadi pelepasan energi yang umumnya
berbentuk emisi panas dan cahaya. Material semikonduktor pada dioda sendiri
menyerap cukup banyak energi cahaya, sehingga tidak seluruhnya dilepaskan. LED
merupakan dioda yang dirancang untuk melepaskan sejumlah banyak foton, sehingga
dapat mengeluarkan cahaya yang tampak oleh mata. Umumnya LED dibungkus oleh
bohlam plastik yang dirancang sedemikian sehingga cahaya yang dikeluarkan
terfokus pada suatu arah tertentu.
Setiap
material hanya dapat mengemisikan foton dalam rentang frekuensi sangat sempit.
LED menghasilkan warna berbeda terbuat dari material semikonduktor yang berbeda
pula, serta membutuhkan tingkat energi berbeda untuk menghasilkan cahaya. Misalnya
AlGaAs – merah dan inframerah, AlGaP – hijau, GaP – merah, kuning, dan hijau.
Keunggulan LED
Lampu
pijar lebih murah tapi kurang efisien dibanding LED. Lampu TL lebih efisien
daripada lampu pijar, tapi butuh tempat besar, mudah pecah dan membutuhkan starter atau rangkaian ballast yang terkadang terdengar suara
dengungnya.
LED
mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan lampu pijar konvensional. LED
tidak memiliki filamen yang terbakar, sehingga usia pakai LED jauh lebih
panjang daripada lampu pijar, LED tidak memerlukan gas untuk menghasilkan
cahaya. Selain itu, bentuk dari LED yang sederhana, kecil, dan kompak
memudahkan penempatannya. Dalam hal efisiensi, LED memiliki keunggulan. Pada
lampu pijar konvensional, proses produksi cahaya menghasilkan panas yang tinggi
karena filamen lampu harus dipanaskan. LED hanya sedikit menghasilkan panas,
sehingga porsi terbesar energi lisrik yang akan digunakan untuk menghasilkan
cahaya dan membuatnya jauh lebih efisien.
RGB
(Red Green Blue) LED atau LED yang
mengeluarkan warna yang dipancarkan lebih dari satu warna sehingga memungkinkan
aplikasi LED yang semakin luas, khusunya menambah keindahan dalam dunia desain
ineterior dan eksterior.
Dalam
terminologi teknik pencahayaan, LED dapat dikatakan memiliki tingkat efisiensi
luminus (cahaya) atau efikasi yang tinggi, karena perbandingan banyaknya energi
cahaya yang dikeluarkan LED dengan besarnya daya listrik yang dikonsumsinya
cukup tinggi jika dibandingkan dengan lampu pijar konvensional.
LED
dengan cahaya manokromatiknya memiliki keunggulan kekuatan yang besar lebih
dari cahaya putih ketika warna yang spesifik diperlukan. Tidak seperti cahaya
putih tradisional, LED tidak membutuhkan lapisan atau diffuser yang banyak
mengabsorsi cahaya yang dikeluarkan. Cahaya LED mempunyai sifat warna tertentu,
dan tersedia pada range warna yang lebar. Salah satunya yang baru-baru ini
warnanya diperkenalkan adalah emerald green (bluish green, panjang gelombangnya
kira-kira 500nm) yang cocok dengan pesyaratan sebagai sinyal lalu lintas dan
cahaya navigasi. Cahaya LED kuning adalah pilihan bagus karena mata manusia
sensitif pada cahaya kuning (kira-kira dipancarkan 5001m/watt).
Aplikasi LED dalam Kehidupan Sehari-hari
Karena
banyaknya keunggulan pada LED maka tidak heran jika teknologi LED sering kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari, yaitu seperti pada
1. Lampu di jalan
2. Lampu indikator
3. Remote control pada TV dan AC
4. Iklan berjalan (running
text)
5. Lampu rumah
6. Lampu dekorasi
Begitulah
ulasan dari kami tentang Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan
Aplikasinya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah
pengetahuan buat kita semua. Jangan lupa ikuti postingan kami selanjutnya dan
share artikel kami. Terima kasih.
Sumber : Chandra, Franky dan Arifianto, Deni.
2010. Jago Elektronika. Jakarta :
Penerbit Kawan Pustaka.
No comments
silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan