Jika
kamu pernah ke satatiun kamu pasti sering pernah melihat rel kereta api. Jika
kamu perhatikan, pada sambungan rel terlihat longgar. Tahukah kamu kenapa rel
kereta api dibuat longgar? Ya benar, supaya saat cuaca panas, rel kereta api
tidak membengkok akibat pemuaian. Lalu apakah pemuaian itu? dan ada berapa
jenisnya? Untuk menjawab pertanyaan berikut, mari kita lihat penjelasan berikut
ini.
A. PENGERTIAN PEMUAIAN
Pemuaian
adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi
pada benda tersebut. Hal ini menyebabkan benda-benda mendapatkan tambahan
energi berupa kalor yang menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut
bergerak lebih cepat.
B. JENIS PEMUAIAN
Pemuaian
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu pemuaian zat padat, pemuaian zat cair, dan
pemuaian zat gas. Adapun penjelasan dari ketiga pemuaian tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat dibagi menjadi tiga jenis yaitu muai panjang, muai luas, dan muai volume. Perlu diketahui bahwa kita mengetahui mengetahui pemuaian zat padat menggunakan alat yang disebut muschen broek. Dari hasil eksperimen yang dihasilkan menunjukkan bahwa benda padat akan mengalami perubahan panjang, luas, dan volume.
a. Muai Panjang
Panjang
benda ketika dipanaskan dapat dituliskan sebagai berikut:
∆L = lt-l0 = perubahan panjang (m)
lt = panjang akhir (m)
l0
= panjang mula-mula (m)
∆T
= Tt-T0 = perubahan suhu (0C)
Jika
perubahan suhu bernilai negatif, maka perubahan panjangnya juga bernilai
negatif, berarti panjang benda memendek atau menyusut.
b. Muai Luas
Apabila
suatu benda berbentuk bidang atau luasan, misalnya bujur sangkar tipis,
dipanaskan, maka bujur sangkar akan memuai pada kedua sisinya
∆A = At-A0 = perubahan panjang (m2)
At = luas akhir (m2)
A0
= luas mula-mula (m2)
∆T
= Tt-T0 = perubahan suhu (0C)
Jika perubahan suhu bernilai negatif, maka luas benda akan menyusut.
Pemuaian
panjang benda di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti panjang awal
benda, koefisisien muai panjang, besar perubahan suhu dan jenis benda. Jenis
benda atau bahan mempengaruhi koefisien muai panjang. Berikut ini beberapa
jenis benda dan koefisien panjangnya
Gambar
1. Koefisien muai panjang beberapa jenis benda
c. Muai Volume
Apabila
suatu benda berbentuk volume atau padatan, misalnya kubus yang dipanaskan, maka
kubus tersebut akan memuai pada setiap sisinya.
∆V = Vt-V0 = perubahan panjang (m3)
Vt = volume akhir (m3)
V0
= Volume mula-mula (m3)
∆T
= Tt-T0 = perubahan suhu (0C)
2. Pemuaian Zat Cair
Sebagai
contoh, ketika kita memanaskan panci yang berisi penuh dengan air, pada suhu
yang sangat tinggi, sebagian dari air tersebut memuai atau volumenya bertambah.
Semakin
besar zat akan memuai secara beraturan terhadap penambahan suhu, akan tetapi
air tidak akan mengikuti pola tersebut. Air pada suhu 00C
dipanaskan, volumenya menurun sampai mencapai suhu 4 0C, kemudian
suhu diatas 4 0C air berperilaku norrmal dan volumenya memuai terhadap
bertambahnya suhu. Sifat berperilaku nomal dan volumenya memuai terhadap
bertambahnya suhu. Sifat pemuaian ini yang tidak teratur ini disebut anomali
air. Air memiliki massa jenis yang paling tinggi pada suhu 4 0C. Air
juga memuai saat membeku menjadi es. Jenis
benda atau bahan mempengaruhi koefisien muai volume. Berikut ini beberapa
jenis zat cair dan koefisien volumenya.
3. Pemuaian Zat Gas
Pemuaian
gas tidak besar, karena gas umumnya memuai untuk memenuhi tempatnya. Volume gas
sangat bergantung pada tekanan dan suhu. Contoh pada pemuaian zat gas yaitu
ketika ban mobil atau motor tiba-tiba meletus saat sedang melaju di jalan. Ban
mobil atau motor meletus karena terjadi pemuaian gas di dalam ban.
Jika perbandingan volume dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan suhu sebelum dan sesudah pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaan menjadi:
Pemuaian gas pada tekanan tetap, dengan T dalam satuan Kelvin.
karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum dan sesudah pemuaian juga tetap jadi persamaan rumusnya yaitu:
P1 . V1 = P2. V2
dimana rumus diatas adalah pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal)
Berikut
ini beberapa hukum yang menjelaskan tentang pemuian zat gas:
a. Hukum Gay Lussac
PV=nRT
P
= tekanan (atm)
V
= volume (L)
N
= mol zat
R
0,0082
T
= suhu (0K)
Hukum
Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan suhu
gas mutlak tersebut sehingga:
Jika perbandingan volume dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan suhu sebelum dan sesudah pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaan menjadi:
Pemuaian gas pada tekanan tetap, dengan T dalam satuan Kelvin.
b. Hukum Boyle
Hukum
boyle menyatakan bahwa pada batas-batas tertentu suhu rendah yang berlaku bahwa
hasil perkalian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis
rumusnya yaitu:
PV = nRT = tetap
karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum dan sesudah pemuaian juga tetap jadi persamaan rumusnya yaitu:
P1 . V1 = P2. V2
dimana rumus diatas adalah pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal)
c. Hukum Boyle-Gay Lussac
Sesuai
namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac.
Hukum ini menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan
tekanan dibagi suhu selalu tetap.
C. CONTOH PEMUAIAN ZAT PADAT, CAIR DAN GAS
Dalam
kehidupan sehari-hari kita menemukan berbagai macam pemuaian baik itu zat
padat, zat cair, dan zat gas. Adapun contoh pemuaian dari masing-masing zat
adalah sebagai berikut:
Pemuaian Zat Padat
1.
Bengkoknya rel kereta api karena panas
2.
Kabel telepon yang kendur pada saat siang hari
3.
Bimetal pada setrika yang mati otomatis ketika terlalu panas.
4.
Kaca rumah yang dipasang agar lebar agar pada saat pemuaian tidak pecah.
Pemuaian Zat Cair
1.
Pemuaian air pada tabung termometer (raksa dan alkohol)
2.
Saat memasak air lama-lama air akan meluap karena pemuaian air
Pemuaian Zat Gas
1.
Meletusnya balon akibat panas
2.
Roda kendaraan yang meletus karena panas.
D. CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN PEMUAIAN
Soal No.1
Sebuah
besi yang berbentuk lempengan, luasnya mula-mula 60 cm2, pada suhu
200C. Kemudian besi tersebut dipanaskan sampai suhunya 900C.
Jika koefisien muai besi adalah 0,000011/0C. Berapakah luasnya
sekarang ?
Penyelesaian
Diketahui:
Penyelesaian
Diketahui:
A0
= 60 cm2
∆T
= t2 – t1 = 900C – 200C = 700C
Alpa
besi = 0,000011/0C
Jawab:
Jadi, luas besi setelah dipanaskan adalah 60,0924 cm2
Soal No.2
Volume
besi pada suhu 00C adalah 300 cm3. Koefisien muai panjang
besi adalah 0,000011/0C. Berapakah volume besi pada suhu 800C
?
Penyelesaian:
Diketahui:
V0
= 300 cm3
Alpa
besi = 0,000011/0C
∆T
= t2 – t1 = 800C – 00C = 800C
Ditanya:
V1 ?
Jawab:
Jadi, volume besi setelah dipanasi adalah 300,792 cm3
Soal No.3
Pada
suhu 250C, volume alkohol adalah 1000cm3. Jika koefisien
muai ruang alkohol adalah 0,0011/0C, berapakah volumenya pada suhu
75 0C ?
Penyelesaian:
Diketahui:
V0
= 1.000 cm3
Alpa
besi = 0,0011/0C
∆T
= t2 – t1 = 750C – 250C = 500C
Ditanya:
V1 ?
Jawab:
Jadi, volume alkohol setelah dipanaskan adalah 1055 cm3.
Soal No.4
Volume
gas pada suhu 90C adalah 600 cm3. Berapakah volume gas
jika didinginkan pada tekanan tetap sampai
suhu 00C ?
Penyelesaian:
Diketahui:
V1
= 600 cm3
T1
= 910C = 91 + 273 = 364 K
T2
= 00C = 0 + 273 = 273 K
Ditanya:
V2 ?
Jawab:
Pada
tekanan tetap gunakan rumus:
Jadi, volume gas setelah didinginkan adalah 250 cm3
Soal No. 5
Panjang
sebatang besi pada suhu 00C adalah 400 cm. Berapa panjang besi pada
suhu 800C, jika koefisien muai panjang adalah 0,000011/0C?
Penyelesaian
Diketahui:
L0
= 400 cm
Alpa
besi = 0,000011/0C
∆T
= t2 – t1 = 800C – 00C = 800C
Ditanya:
L1 ?
Jawab:
Jadi,
panjang besi setelah dipanaskan adalah 400,352 cm.
loh kok soal ya kaya gini nggak sama dengan contoh soal pemuaian zat padat kaya gini
ReplyDelete