Sumber
energi yang umum digunakan manusia bisa digolongkan berdasarkan bentuk
energinya, misalnya bentuk energi angin adalah kinetik, bentuk energi air
adalah potensial, dan bentuk energi matahari adalah internal. Energi angin dan
air pindah melaui kerja, sedangkan energi matahari berpindah melaui panas.
Bahan bakar fosil (minyak, gas, batu bara) yang saat ini merupakan energi
dominan di dunia juga tergolong dalam bentuk energi internal.
Semua
energi yang ada tersebut bisa kita maksimalkan untuk keperluan mengurangi
krisis energi. Krisis energi terjadi karena jumlah kebutuhan energi yang
digunakan lebih banyak daripada jumlah ketersedian energi yang ada. Maka dari
itu, Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak keempat harus segera
mengatasi permasalahan itu, karena sudah jelas, jumlah penduduk yang banyak
tentu saja menghabiskan energi yang banyak pula.
Maka
dari itu, Indonesia seharusnya tidak bisa menggantungkan kebutuhan energi hanya
dari fosil saja, karena fosil jika digunakan lama-kelamaan akan habis. Harus
ada gebrakan berupa energi terbarukan atau energi di mana jika digunakan terus
menerus tidak akan habis. Salah satunya yaitu energi angin.
Energi
angin sebenarnya bukanlah penemuan baru lagi, karena masyarakat dahulu juga
menggunakan energi angin untuk menghasilkan listrik dari kincir angin. Mungkin
perbedaannya, kincir angin dulu belum dimaksimalkan secara penuh sehingga
energi listrik yang dihasilkan belum penuh. Namun perlu kita garis bawahi ada
sejarah yang menyatakan bahwa manusia tidak terlepas dari angin.
Sejarah Energi Angin
Angin
sudah menjadi bagian dari manusia dan sering dimanfaatkan untuk kehidupan
manusia. Sekitar 5000 tahun yang lalu, angin digunakan oleh penduduk mesir
untuk penggerak layar kapal agar bisa menyeberangi Sungai Nil. Selain itu angin
digunakan untuk menggiling gandum dan biji-bijan dengan menggunakan kincir.
Kata
“Kincir Angin” berasal dari Persia sekarang Iran. Kincir angin yang terlihat
sekarang ternyata berbeda bentuknya dengan yang dahulu. Kincir angin dahulu
berbentuk seperti roda yang berdayung besar. Kemudian seiring berjalannya
waktu, Belanda mengembangkan desain kincir angin di mana baling-balingnya
menjadi seperti pisau.
Di
Amerika sendiri kincir angin digunakan untuk keperluan menggiling gandum,
jagung, memompa air, dan memotong kayu di pabrik kayu. Sampai pada akhirnya
kincir angin digunakan untuk menghasilkan listrik di daerah pedesaan sekitar
tahun 1930. Jadi, seperti itulah bagaimana energi angin dari duhulu hingga
sekarang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan.
Pengertian Energi Angin
Energi
angin merupakan energi yang sangat fleksibel. Lain halnya dengan energi air,
pemanfaayan energi angin dapat dilakukan dimana-mana, baik di daerah dataran
tinggi maupun di daerah landai, bahkan dapat diterapkan di laut. Semua energi
yang dapat diperbarui dan bahkan energi pada bahan bakar fosil-kecuali energi
pasang surut dan panas bumi-berasal dari matahari. Matahari meradiasi
1,74x1.014 kilowatt jam energi ke bumi setiap jam. Dengan kata lain, bumi
menerima 1,74x1.017 watt daya. Sekitar 1-2 persen dari energi tersebut diubah
menjadi energi angin. Jadi, energi angin berjumlah 50-100 kali lebih banyak
daripada energi energi yang diubah menjadi biomassa oleh seluruh tumuhan yang
ada di permukaan bumi.
Sebagaimana
diketahui, pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan antara udara panas
dan udara dingin. Daerah sekitar khatulistiwa yang panas, yaitu pada busur 00,
udaranya menjadi panas, mengembang dan menjadi ringan, naik ke atas dan
bergerak ke daerah yang lebih dingin misalnya daerah kutub. Sebaliknya di
daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan
demikian terjadi suatu perputaran udara, berupa perpindahan udara dari kutub
utara, melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Udara yang bergerak inilah yang
merupakan energi yang dapat diperburui, yang dapat digunakan untuk memutar
turbin dan akhirnya dapat menghasilakan listrik.
Komponen Tenaga Angin
Angin
menggerakan kincir dan menghasilkan listrik, namun sebenarnya prosesnya tidak
semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub-sistem ataupun komponen-kompoen
(alat yang diperlukan untuk menghasilkan listrik dari energi angin) yang dapat
meningkatkan safety dan efisien dari turbin angin, yaitu:
1.
Anemometer: Alat
ini dugunakan untuk mengukur kecepatan angin dan data yang diterima dikirimkan
ke pengontrol.
2.
Brake: berupa
cakram rem. Alat ini digunakan untuk menghentika rotor apabila rotor
mendapatkan kecepatan angin yang sangat tinggi.
3.
Blades: Alat
ini berupa pisau. Biasanya terdapat dua buah atau 3 buah pisau. Pisau akan
bergerak ketika angin bertiup dan menyebabkan blades berputar.
4.
Rotor: rotor
merupakan pisau yang terhubung bersama-sama.
5.
Tower: biasanya
berupa batang beton atau besi sebagai tempat diletaknya kincir. Posisi kincir
diletakkan diatas agar jangkauan angin bisa dijangkau
6.
Gearbox: alat
ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi.
7.
Brake System: digunakan
untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman
saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator
memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan
menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang
telah ditentukan. Kehadiran angin diluar dugaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator,
sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini
dapat merusak generator. Generator ini dapat mengubah energi gerak
menjadi energi listrik.
Prinsip kerjanya dapat
dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, poros
pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu
disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah
kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai
berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya
karena terjadi perubahan fluks ini akan
dihasilkan tegangan dan arus listrik yang dihasilakan disalurkan melalui kabel
jaringan listrik untuk akhirnya digunakan masyarakat. Tegangan dan arus listrik
yang dihasilkan oleg generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih
sinusoidal.
8.
Penyimpanan Energi: karena
keterbatan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan
tersedia) maka ketersedian listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan
alat penyimpanan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika
beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin
suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak
dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang
dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar
kencang atau aat penggunaan daya pada masyarakat umum. Penyimpanan energi ini
diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh dari alat ini
adalah aki.kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu
daya DC (Direct Current) untuk
meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya AC (Alternating Current). Oleh karena itu
diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini.
9.
Rectifier-inverter: rectifier
berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusoidal (AC) yang
dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik.
Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energi (aki/lainnya) maka catu daya yang
dihasilkan oleh aki akan berbentuk
gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya
AC, maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh
aki menjadi gelombang AC, agar dapat dugunakan oleh rumah tangga.
Prinsip Kerja Energi Angin
Adapun
prinsip kerja dari pemanfaatan energi angin ini adalah mengubah energi dari angin
menjadi energi putar pada kincir angin. Kincir angin berputar berlawalanan arah
dengan kipas angin (kincir angin berputar menghasilkan listrik, kipas angin
berputar memerlukan listrik). Angin digunakan untuk memutar turbin, kemudian
turbin angin sekaligus memutarkan rotor pada generator yang akhirnya
akan menghasilkan listrik.
Begitulah
ulasan dari kami tentang Pengertian Energi Angin, Komponen, dan
Prinsip Kerja Energi Angin. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan
menambah pengetahuan buat kita semua. Jangan lupa ikuti postingan kami selanjutnya
dan share artikel kami. Terima kasih.
Sumber:
Nurahmat, Nursam. 2017. Gaya, Usaha, dan
Energi. Yogyakarta: Penerbit Istana Merdeka.
No comments
silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan