1. Pengertian Radiasi
Radiasi
adalah perpindahan kalor dari dua sistem dalam keadaan vakum (ruang hampa
udara). Contoh yang paling mudah adalah energi kalor yang menjalar dari matahari
menembus ruang hampa menuju bumi. Seperti kita ketahui, ruang antara matahari
dan bumi berjarak 149 juta kilometer. Ruang tersebut hampa udara atau vakum.
Namun demikian energi kalor tetap dapat menjaalar dan sampai ke bumi. Oleh
karena itu bumi mendapatkan energi matahari yang sangat berharga.
Manfaat Radiasi bagi
Kehidupan
Energi
matahari yang sampai ke bumi sekitar 1.000 watt tiap meter persegi permukaan
bumi, 300 watt diantaranya dipantulkan kembali dan 700 watt lainnya diserap
berbagai tumbuhan untuk fotosintesis, hewan, manusia, lautan dan lain-lain.
Jika PLN menjual energi listrik per 1.000 watt jam Rp2.500, maka jika dalam
sehari rata-rata kita menerima energi matahari 12 jam, maka artinya kita
memperoleh energi gratis setiap hari sebesar Rp21.000 atau dalam sebulan kita
menerima Rp630.000 untuk energi matahari setiap meter persegi. Jika rumah kita
luasnya 100 meter persegi, maka artinya kita sudah memperoleh energi seharga 63
juta rupiah tiap bulan secara gratis yang diberikan oleh Allah SWT. Untu itu
kita patut bersyukur bahwa energi kalor dapat berpindah melalui radiasi.
Dengan
demikian, dalam radiasi kalor tidak diperlukan medium atau bahan perantara.
Lalu, jika kalor dapat merambat tanpa perantara, melalui apakah kalor dapat
tersebar di ruang hampa udara? Kalor dapat tersebar diruang hampa udara melalui
gelombang elektromagnetik (EM). Gelombang EM ini dapat merambat tanpa
memerlukan medium sama sekali.
Persamaan Laju
Perpindahan Kalor Radiasi
Pada
tahun 1874, Joseph Stefan melakukan pengukuran terhadap laju perpindahan kalor
yang dipancarkan oleh sebuah benda. Diperoleh bahwa laju perpindahan kalor
tersebut sebanding dengan temperatur pangkat empat pada tahun 1879, Ludwig
Boltzmann menyempurnakan konsep Stefan sehingga diperoleh persamaan laju perpindahan
kalor Stefan-Boltzmann berikut
Dengan adalah konstanta Stefan-Boltzmann, yang
nilainya 5,67 x 10-8 W/m2K2. Adapun A menunjukkan luas permukaan benda yang merediasikan kalor dan e adalah konstanta emisivitas yang
nilainya 1 untuk benda hitam.
Benda
hitam memiliki kemampuan menyerap dan memancarkan energi secara baik. Benda
hitam yang memancarkan dan menerima seluruh energi yang dimilikinya disebut
“benda hitam sempurna”. Untuk benda-benda bukan hitam, nilai e berkisar antara 0 dan 1. Dari pengalaman
sehari-hari, memakai baju hitam terasa lebih panas dibanding memakai baju yang
berwarna putih. Hal ini disebabkan karena baju warna hitam menyerap lebih
banyak energi kalor matahari dibanding baju putih.
Prinsip Radiasi Kalor
Prinsip
radiasi kalor kalor diterapkan dalam banyak peralatan, misalnya termos. Pada
termos, kalor dicegah untuk masuk atau keluar melalui ruang vakum dan bahan
yang dapat memantulkan gelombang radiasi. Ruang vakum di antara dua tabung
berfungsi untuk menyekat kalor dari perpindahan konveksi atau kaca menjaga agar
kalor tidak masuk atau keluar melalui cara radiasi.
Selain
termos untuk menyimpan air panas, rumah kaca juga menggunakan pengetahuan
radiasi kalor. Hal ini karena rumah kaca kalor di dalamnya dijaga supaya tetap
dengan cara menjaga kalor dari energi matahari tetap berada di ruangan, baik
siang maupun malam hari. Ini terjadi pada saat sinar matahari menyinari ruanagn
greenhouse (rumah kaca) yang terbuat
dari bahan transparan (kaca atau plastik), seluruh gelombang radiasi dapat
menemubus masuk ke dalam. Sebagian dari gelombang yang memiliki panjang
gelombang besar dapat dipantulkan
kembali ke luar, namun gelombang radiasi EM yang memiliki panjang gelombang
pendek terjebak di dalam ruangan sehingga menghangatkan ruangan. Akibatnya,
seakan-akan tumbuhan di dalamnya mendapatkan energi terus-menerus sepanjang
siang dan malam. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan tanaman dapat dipercepat.
2. Pengertian Konveksi
Konveksi
adalah perpindahan kalor dari dua sistem melalui perantara zat yang dapat
mengalir, seperti cairan dan udara. Dengan demikian, dalam konveksi diperlukan
medium berupa zat yang mengalir, seperti cairan atau udara.
Contoh
dari konveksi adalah perpindahan kalor pada air yang sedang dipanaskan. Oleh
karena konveksi, kalor dari satu bagian air dapat tersebar secara merata ke
bagian lain. Contoh lainnya adalah pada aliran angin. Angin timbul karena
perbedaan temperatur antara dua daerah, misalnya antara lautan dan daratan.
Pada siang hari yang panas, daratan lebih cepat panas dibanding lautan,
sehingga menyebabkan angin bertiup dari lautan ke daratan. Hal ini disebabkan
udara di daratan yang lebih panas akan memiliki massa jenis yang rendah
sehingga tekanan menjadi kecil. Di sisi lain, lautan yang lebih dingin memiliki
massa jenis yang lebih besar dan tekanan yang lebih besar pula. Dengan
demikian, udara akan mengalir dari laut ke darat. Hal inilah yang dinamakan
angin laut. Pada malam hari, yang terjadi adalah sebaliknya. Udara di daratan
lebih cepat dingin sehingga angin bertiup ke lautan, maka disebut angin darat.
Prinsip Konveksi Kalor
Udara
di atas permukaan bumi kita juga bersikulasi kerena prinsip konveksi. Udara
paling luar lebih dingin. Adapun bagia udara yang lebih dekat ke bumi, lebih
hangat. Udara dingin dan lebih besar massa jenisnya akan turun ke permukaan
bumi, sedangkan udara yang lebih hangat dan lebih rendah kerapatannya akan naik
ke atmosfer. Demikian sirkulasi ini berlangsung sehingga temperatur bumi stabil
dan merata.
Persamaan Laju
Perpindahan Kalor Konveksi
Laju
perpindahan kalor pada proses konveksi dapat dihitung melalui persamaan
berikut:
Dengan h merupakan koefisien konveksi. Dari persamaan berikut dapat kita ketahui bahwa semakin besar perbedaan temperatur dari dua zat, maka laju perpindahan kalor secara konveksi semakin cepat pula.
3. Pengertian Konduksi
Konduksi
adalah perpindahan kalor antara sistem yang bersentuhan langsung akibat
perbedaan temperatur. Dengan kata lain, konduksi terjadi karena adanya “gradien temperatur” di antara keduanya.
Perbedaan konduksi dan konveksi adalah dalam konduksi, yang menjdai medium
perpindahan adalah zat padat. Adapun dalam konveksi, yang menjadi medium
perantara perpindahan kalor merupakan zat alir (fluida),
yakni udara atau cairan.
Persamaan Laju
Perpindahan Kalor Konduksi
Apabila
suatu benda, misal kubus memliki dua sisi luas A memeiliki temperatur berbeda T2 – T1 = ∆T. Oleh karena perbedaan temperatur ini, maka akan terjadi perpindahan kalor
secara konduksi dengan laju perpindahan sebesar:
Besaran ∆T/L ini sering disebut gradien temperatur, dan k adalah koefisien konduktivitas termas dari benda. Koefisien k menunjukan laju perpindahan kalor yang besar.
Konduktivitas termal dari bahan sangat penting, misalnya untuk menentukan bahan yang sesuai dengan kebutuhan alat. Untuk alat-alat yang memerlukan perpindahan kalor yang cepat, seperti alat memasak, setrika, dan pemanas air diperlukan bahandengan bahan dengan konduktivitas termal yang besar agar perpindahan cepat terjadi. Namun demikian, pertimbangan lain seperti kekuatan bahan juga penting.
No comments
silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan