Pemodelan Fisika Tubuh
Manusia - Walaupun
ahli-ahli fisika percaya bahwa dunia fisik mematuhi hukum fisika, mereka juga
menyadari bahwa deskripsi-deskripsi matematis untuk beberapa situasi fisik
terlalu rumit untu dibuat solusi-solusi. Sebagai contoh, jika kita menyobek
sebuah kertas dan membiarkan jatuh ke lantai, sobekan tersebuk akan beragam
putaran. Gerakannya akan ditentikan oleh hukum fisika, namun hampir tidak
mungkin untuk persamaan yang menjabarkan gerakan itu. Ahli-ahli fisika akan
menyetujui bahwa gaya gravitasi akan menyebabkan jatuh pada arah umum menuju
lantai jika tidak ada gaya lain yang diberikan. Alian udara dan listrik statis
akan mempengaruhi aliran ini. Dengan cara yang sama, ketika hukum fisika
terlibat dalam sebuah aspek fungsi tubuh manusia, setiap situasi sangat rumit
sehingga hampir tidak mungkin mendeskripsikan perilaku yang pasti dengan
pengetahuan kita mengenai fisika. Sebaliknya, suatu pengetahuan mengenai hukum
fisika akan membantu kita memahami fisiologi dalam kesehatan dan penyakit.
Kadang-kadang
dalam mencoba memahami suatu fenomena fisika kita menyederhanakannya dengan
menyeleksi ciri-ciri utamanya dan mengabaikan yang tidak begitu penting.
Deskripsi kita mungkin hanya sebagaian yang benar, namun paling tidak lebih
baik daripada tidak sama sekali. Dalam mencoba untuk memahami aspek-aspek
fisika tubuh, kita sering terpaksa menggunakan analogi. Seperti nabi-2
mengajarkan pengikutnya dengan cerita perumpamaan, ahli-ahli fisika sering
mengajarkan dan berpikir dengen menggunakan analogi. Ingatlah bahwa analogi
tidak pernah serupa. Sebagai contoh, dalam banyak cara mata dianalogikan
sebagai TV kamera: bagaimanapun juga, analogi ini buruk ketika mengingat visi 3
dimensi.
Banyak
analogi yang digunakan oleh ahli fisika-fisika memperdayakan model-model.
Pembuatan model biasa terjadi dalam aktifitas-aktifitas sains. Seorang ahli
fisika terkenal abad ke-19, Lord Kelvin, berkata,”Saya tidak akan puas hingga
saya dapat membuat model mekanik suatu benda. Bila saya dapat membuat suatu model
mekanik suatu benda. Bila saya dapat membuat suatu model mekanik, saya dapat
memahaminya!”
Beberapa
model melibatkan fenomena-fenomena fisik yang muncul sama sekali tidak
berhubungan dengan subjek yang dipelajari. Sebagai contoh, suatu model aliran
darah yang diwakili oleh aliran listrik sering digunakan dalam pembelajaran
sistem sirkulasi tubuh. Model elektris ini dapat mensimulasikan banyak fenomena
sistem kardiovaskuler dengan baik. Tentu saja, jika kita tidak memahami
fenomena elektris model tersebut tidak akan banyak membantu. Juga, seperti yang
disebutkan sebelumnya, seluruh analogi memiliki batasan tersendiri. Darah
dibentuk oleh sel darah merah dan plasma, dan prosentase darah yang dimiliki
oleh sel darah merah (hematokrit) berubah seiring aliran darah menuju kaki dan
tangan. Fenomena ini sulit disimimulasikan dengan model elektrik.
Model-model
lain bersifat matematis; persamaan adalah model model matematis yang dapat
digunakan untuk menjabarkan dan memprediksikan sifat fisik beberapa sistem.
Dalam keseharian dunia digunakan secara umum disebut hukum. Sebagai contoh,
hubungan antara gaya F, massa m, dan akselerasi a, biasa ditulis sebagai F=ma,
yang dikenal sebagai hukum Newton kedua. Terdapat pernyataan matematis lain
dari hukum ini yang mungkin terlihat cukup berbeda untuk orang awam namun
dikenali oleh ahli fisika sebagai cara lain untuk mengungkapkan hal yang sama.
Hukum Newton kedua digunakan dalam
bentuk F=delta (mv)/delta t, dimana v adalah kecepatan, t adalah waktu dan
delta mengindikasikan perubahan kecil kuantitas. Kuantitas mv adalah momentum,
dan bagian dari persamaan delta (mv)/delta t berarti tingkat perubahan
(momentum) terhadap waktu. Bentuk hukum Newton kedua identik dengan F=ma.
Sumber:
2006. John R, Cameroon; James G, Skofronick dan Roderick M, Grant. Fisika Kedokteran, Fisika Tubuh Manusia. Jakarta:
Sugeng Seto.
No comments
silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan