Sejarah Penemuan
Teknologi Roket - Menurut
catatan sejarah, Cina berhasil memprodruksi roket di masa 3 abad sebelum
Masehi. Dengan menggunkan batang pohon bambu yang diisi dengan bubuk garam,
sulfur, dan bubuk pewarna, mereka bisa memproduksi bermacam-macam roket untuk
upacara keagamaan. Setelah diluncurkan, roket-roket tersebut dipastikan meledak
di udara karena bahan dasar roket dirancang sebagai peralatan disposable.
Pada
tahun 1045 Masehi, penggunaan roket dan bubuk mesiu ditujukan untuk kepentingan
perang dan militer Cina. Selanjutnya, pada awal ke-13 Masehi, Dinasti Sung yang
memerintah daratan Cina mengembangkan peralatan peluru proyektil, granat, dan
kanon (pelontar roket). Penggunaan roket sebagai senjata secara besar-besaran
dilakukan pada 1232 Masehi untuk menghalau pasukan penyeranangan bangsa Mongol
pada perang Kai Fung-fu. Roket yang digunakan di perang tersebut mempunyai daya
rusak 2000 feet (segala arah) dan
ledakannya mampu terdengar hingga radius 15 mil. Roket ini diyakini menggunakan
“engine penyembur panas” dan material
besi sebagai bahan pembungkusnya.
Bangsa
Eropa mengadopsi teknolohi roket Cina pada 1241 Masehi. Catatan sejarah lainnya
mengatakan bahwa bangsa Mongolia menggunakan peralatan berbentu roket untuk
menyerang pasukan Magyar pada perang Sejo untuk merebut kota Buda (sekarang
bernama Budapest) di bulan Desember 1241. Roket ini dilengkapi dengan gas air
mata dan dianggap sebagai perang yang menggunakan peralatan kimia pertama di
dunia. Pada 1258, pasuka Mongolia menyerang daratan Arab dan merebut kota
Baghdad dengan menggunakan jenis roket yang sama.
Bangsa
Arab berhasih mengadopsi teknologi roket tersebut dan menggunakannya untuk
melawan pasukan Prancis di masa pemerintahan Raja Louis IX di tahun 1268.
Bangsa Italia mengadopsi teknologi ini di tahun 1500 dan pada 1647 di London
Inggris dibuat dokumen berjuduln “Art of
Gunnery” yang menceritakan detail
teknologi roket sebanyak 43 halaman.
Pada
1668, pemerintah Jerman melaksanakan percobaan roket militer pertama kali.
Dilanjutkan pada 1730, komandan artileri perang, Christoph Fredrich von Geissler menjadi orang pertama di Jerman
yang memproduksi roket dengan proses manufaktur. Sejak saat itu, roket telah
menjadi komoditas industri militer yang dibuat secara massal dan berstandar
industri.
Awal
abad ke-18, pemerintah Eropa mulai melakukan pekerjaan serius di bidang
pengembangan teknologi roket. Negara Prancis dan Inggris pada saat tersebut
saling bertarung untuk memperebutkan tanah India. Saat yang bersamaan mereka
harus menhadapi serangan dari pasukan Mongol di bawah kepimpinan Sultan Tipoo dari Mysore. Dalam
peperangan di Seringapatam pada 1792 dan 1799. Sultan Tipoo memborbardir dua
pasukan negara Inggris dan Prancis dengan 5000 orang pasukan bersenjata roket.
Belajar
dari pengalaman perang tersebut, pemerintah Inggris memerintahkan Sir William Congrive menjiplak ide
pembuatan pasukan pembawa roket dan mulai membangun bermacam-macam seri roket
dengan berat 8 sampai 136 kilogram. Hasil rancangan tersebut digunakan untuk
melawan pasukan Napoleon. Pada 1807, sebanyak 25.000 roket buatan Congrieve
digunakan untuk memusnahkan desa dan pengundangan milik pasukan Napoleon.
Sebuah proses bumi hangus yang sangat dahsyat terjadi, ribuan kali serangan
roket meluluhlantakkan desa tersebut hingga rata dengan tanah. Secara resmi,
pemerintah Inggris membuat pasukan brigade roket di bawah komando pasukan
militer mereka di tahun 1818.
Selama
masa perang Bladensburg, 24 Agustus 1814, pasukan Light Infantry Inggris ke-85, menggunakan roket untuk menyerang
pasukan Amerika yang hanya bersenjata senapan tangan. Terjadi pertempuran yang
tidak seimbang, ratusan prajurit Amerika mati terpanggang akibat daya ledak
roket yang sangat dahsyat.
Pada
1846-1847, pasukan brigade roket yang dipimpin Mayor Jendral Winfield Scott menyerang Meksiko. Teknologi roket
yang digunakan selangkah lebih maju dengan menggunakan baterai sebagai pematik
dan tenaga pendorong. Roket-roket jenis ini dikenal sbagai roket semi otomatis
yang mampu meluncur dengan percikan listrik yang ditimbulkan oleh pematik dan
baterai.
Kemudian
pada 8 April 1847, penggunaan roket untuk serangan jarak jauh digunakan untuk
merebut benteng Chalputec, Mexico City. Melalui surat itu, teknik pembuatan
roket berubah total, roket tidak dibawa oleh pasukan barikade, tetapi
ditempatkan pada gudang penyimpanan dan menggunakan landasan peluncur untuk
menembakkannya. Ukuran roket yang digunakan semakin besar dengan daya rusak
yang lebih berbahaya.
Itu
tadi sedikit artikel tentang sejarah asal-usul perkembangan teknologi ruang
angkasa khususnya dari perkembangan roket. Semoga dapat bermanfaat. Sekian dan
sampai jumpa pada artikel selanjutnya. Terimakasih.
Sumber:
Set, Soni dan Nuryandri, Andra. 2004. Manusia
Tidak Pernah Mendarat di Bulan?. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Wiasarana.
No comments
silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan