Ilmuwan Pencipta
Teknologi Roket Modern - Wernher
von Braun adalah seorang jenius yang memulai karirnya di usia 13 tauhun. Braun
menciptakan enam roket pertamanya untuk di luncurkan ke angkasa. Sayangnya,
keenam roket tersebut malah berbalik menyerang rumah keluarga Braun dan
meledakannya hingga berkeping-keping. Braun menuai badai, seluruh keluargannya
mencela dan memarahinya karena kecelakaan tersebut. Tetapi karena
kejeniusannya, Braun nekat menekuni ilmu pembuatan roket. Di usia 22 tahun,
Braun mendapatkan gelar doktor fisika. Di usia 24 tahun, Braun bergabung dengan
pihak militer Jerman dan mendirikan program pembuatan roket nasional.
Bersama
rekan kerjanya, Braun memproduksi roket terbaik, V-2. Roket ini merupakan jenis
roket balistik jarak jauh paling
mutahir di zamannya. Pada 1946, Baun dan timnya memutuskan untuk pindah ke
Amerika Serokat dan bekerja sama dengan Robert
Goddard, ilmuwan roket ternama yang menjadi bapak roket Amerika Serikat.
Robert Goddard mulai menciptakan roket pada umur 16 tahun. Awal kegemarannya
dimulai dari dia mengoleksi berbagai novel fiksi imiah. Salah satu novel
kesukaannya yaitu “War of The Words”
yang menceritakan penyerangan makhluk Mars. Dengan kemampuan otaknya, Goddard
nertekad menciptakan pesawat roket berawak.
Di
saat yang sama, seorang guru sekolah berkebangsaan Rusia bernama Konstantin Tsikolovsky menguraikan
konsep bahan bakar roket. Tsikolovsky mengemukakan
bahwa bahan bakar roket yang selama ini menggunkan bahan bakar padat sangat
tidak efisien digunakan untuk melakukan perjalanan vertikal yang lebih jauh dan
lebih lama. Konsep tersebut diadopsi Goddard dengan memaparkan sebuah artikel
ilmiah bertujuk “A Method of Reaching
Extreme Altitudes-Metode menjangkau ketinggian ekstrim (dengan menggunakan
roket)”. Artikel tersebut menerjemahkan ide Goddard untuk membuat roket yang
dapat terbang ke ruang angkasa. Para ilmuwan merasa skeptis setelah membaca
artikel Goddard, mereka menganggap ide Guddard terlalu absurd dan mustahil
untuk dilaksanakan.
Roket Berbahan Bakar Cair
Tidak
patah semangat, untuk membuktikan ide tersebut, Goddard membuat sebuah roket
berbahan bakar cair yang diluncurkan pada 16 Maret 1926. Roket tersebut hanya
dapat menjangkau ketinggian 46 meter – sebuah ketinggian yang dicapai oleh Wright Brother, manusia terbang pertama, tetapi peluncuran tersebut
menjadi bukti roket berbahan bakar pertama di dunia. Keberhasilan tersebut
membuat organisasi American
Interplanetary Society (AIS) berusaha membujuk Goddard untuk
mempublikasikan skema roket yang dibuatnya. Goddard dengan halus menolaknya, ia
memilih mengembangkan metode dan eksperimen roketnya tanpa publikasi.
Musim
semi 1931, sepasang suami istri, Edward dan
Lee Pendray, pendiri AIS mendakan
kontak dengan German Rocket Society (GIS
– Perkumpulan ilmuwan pembuat roket Jerman) untuk menghadiri percobaan
peluncuran roket buatan Profesor Willy Ley (anggota GRS) di kota Berlin. Hasil
dari percobaan tersebut membangkitkan minat keluarga Pendray untuk membuat
roket pertama bagi AIS. Pada 1932, AIS meluncurkan percobaan pertamanya yang
berakhir dengan kegagalan.
Herman Oberth, salah seorang ahli roket dari GIS
menulis sebuah buku yang berjudul: “The
Rocket into Interplanetary Space”. Bukunya tersebut mengilhami Wernher von Braun untuk mewujudkan
mimpi membuat roketnya. Pada 1930 Braun bergabung dengan Oberth menjalankan
percobaan peluncuran dan pembuatan roket.
Pada
1932, angkatan perang Jerman tertarik bekerja sama dengan GRS. Mereka
bersama-sama melakukan percobaan peluncuran roket “Mirak”. Tiga bulan setelah percobaan tersebut, Braun dokontark
pihak militer untuk membuat roket berbahan bakar cair. Sebagaian anggota GRS
mengikuti jejak Braun dan bergabung dengan pihak militer. Ejak saat itu GRS
dibubarkan.
Desember
1943, Braun berhasil mencetak sukses dengan meluncurkan roket A2, yang berbahan
bakar ethanol dan oksigen cair.
Kemudian, diikuti dengan roket seri A3 yang berhasil mengangkasa dalam
ketinggian dihitungan kilometer. Sukses A3 diikuti dengan dengan persiapan
percobaan pembuatan A4 yang diyakini sebagai skema dasar pembuatan roket Saturn
V-2 (roket pendorong Apollo 11). Proyek penelitian dan pembuatan roket militer
Jerman berkembang pesat. Pada 1936 proyek tersebut dipindahkan ke wilayah
pantai Balitic-Peenemuende. Di rentang
masa 1937 dan 1941, Braun berhasil meluncurkan 70 roket A3 dan A5. Percobaan tersebut ditujukan untuk
membuat roket A4 yang dicanagkan sebagai roket jelajah vertikal terbesar
pertama di dunia.
Itu
tadi sedikit artikel tentang para
ilmuwan yang telah berjasa dalam penciptaan teknologi modern. Semoga dapat bermanfaat.
Sekian dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya. Terimakasih.
Sumber:
Set, Soni dan Nuryandri, Andra. 2004. Manusia
Tidak Pernah Mendarat di Bulan?. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Wiasarana.
No comments
silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan