Bagaimana
alam semesta terbentuk? Pertanya tersebut mungkin untuk orang biasa saja,
tetapi untuk ilmuwan, pertanyaan tersebut menarik dan wajib tentunya dijawab. Para
ilmuwan berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan penelitian.
Setelah melakukan penelitian panjang, teori-teori terbentuknya alam semesta
bermunculan. Salah satu teori yang fenomenal dan mendekati kebenaran yaitu
Teori Big Bang. Apa itu teori Big Bang? Simak penejala berikut ini.
Pengertian Teori Big Bang
Kata
Big Bang merujuk ke dalam Bahasa Indonesia yaitu “Ledakan Dasyat” atau bisa
juga “Dentuman Besar”. Dalam penjelasan tersebut, kita bisa mengartikan bahawa
Teori Big Bang diartikan sebagai “Teori Ledakan Dasyat” atau “Teori Dentuman
Besar”. Alasan dinamakan Teori Big Bang karena dalam teori ini, alam semesta
berawal dari ledakan yang sangat besar.
Pengertian
teori Big Bang sendiri adalah suatu proses pembentukan alam semesta, dari awal
pembentukan sampai perkembangan alam semesta. Teori menjelaskan bahwa, alam
semesta berasal dari sesuatu yang panas dan padat, kemudian mengembang hingga
akhirnya terjadi ledakan yang sangat besar sekitar 13.700 juta tahun yang lalu.
Teori Big Bang merupakan teori yang mendekati kebenaran, sehingga wajar bila
para ilmuwan lebih setuju dengan teori ini daripada teori pembentukan alam
semesta yang lain.
Hubungan Teori Big Bang dengan Al-Quran
Allah
SWT menciptakan alam semesta ini dengan tujuan supaya manusia semakin bertaqwa
kepada Allah, memahami dan menyadari bahwa kekuasan Allah itu tak terbatas, tanda-tanda
kebesaran Allah memang ada dengan adanya penciptaan alam semesta, Allah
berfirman:
“Dan apakah orang-orang kafir tidak tahu bahwa langit dan
bumi itu keduanya merupakan suatu yang padu, lalu Kami pisahkan keduanya. Dan
dari air Kami jadikan sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?” (Al Anbiya: 30)
Ayat
ini menunjukkan bahwa sebelum teori Big Bang ditemukan, Al-Quran sudah
menjelaskan terlebih dahulu bahwa alam semesta dahulu adalah satu. Allah
kemudia memisahkan keduanya menjadi langit dan bumi. Fakta-fakta baru kemudian
muncul yaitu ditemukannya teori Big Bang. Teori pembentukan alam semesta yang
semula padu kemudian terpisahkan akibat ledakan besar. Fakta ini menunjukkan
bahwa kebesaran Allah itu ada, dan kita sebagai orang yang beriman harus menambahkan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Sejarah Teori Big Bang
Sejarah
ditemukannya teori big bang dimulai pada abad ke-20. Pada periode itu, terdepat
perkembangan pesat di bidang astronomi. Pertama,
pada tahun 1922, seorang ahli fisika Rusia, Alexandre Friedmann,
mengemukakan bahwa alam semesta tidak memiliki struktur yang statis. Berpijak
pada Teori Relativitas Einstein, Friedmann menghitung bahwa sebuah impuls kecil
saja dapat mengakibatkan alam semesta meluas atau mengerut. Georges Lemaitre,
salah seorang ahli astronomi terkenal Belgia, adalah yang pertama kali
menyadari pentingnya hitungan ini. Hitungan ini membawanya pada kesimpulan
bahwa alam semesta mempunyai awal dan terus-menerus meluas sejak permulaan.
Hal
penting lainnya yang diangkat Lemaitre: menurutnya, seharusnya ada kelebihan
radiasi yang tertinggal dari Big Bang dan ini dapat dilacak. Lemaitre yakin
bahwa penjelasaannya benar walaupun pada awalnya tidak mendapatkan banyak
dukungan dari kalangan ilmuwan. Sementara itu, bukti lebih lanjut bahwa alam
semesta makin meluas mulai bermunculan.
Pada
waktu itu, Edwin Hubble, seorang
ahli astronomi dari Amerika yang mengamati bintang-bintang dengan teleskop
raksasanya menemukan bahwa bintang-bintang memancarkan cahaya geser merah (red shift) tergantung jarak mereka.
Dengan temuan ini, yang diperolehnya di Observatorium Mount Wilson, California,
Hubble menantang seluruh ilmuwan yang mengajukan dan membela teori
“keadaan-tetap” (steady-state) dan
mengguncangkan pondasi model alam semesta yang dianut saat itu.
Temuan-temuan
Hubble bergantung pada aturan fisika bahwa spektrum cahaya yang bergerak menuju
titik pengamatan cenderung mendekati ungu, sementara spektrum yang bergerak
meninggalkan titik pengamatan cenderung mendekati merah. Ini menunjukan bahwa
benda-benda angkasa yang diamati dari Observatorium
Mount Wilson California bergerak menjauhi bumi.
Alam Semesta Mengalami Perluasan
Pengamatan
selanjutnya mengungkapkan bahwa bintang dan galaksi tidak hanya bergerak
menjauhi kita tetapi juga menjauhi satu sama lain. Pergerakan benda-benda
angkasa ini sekali lagi membuktikan bahwa alam semesta meluas. Dalam buku Stephen
Hawking’s Universe, Davin Filkin menyatakan gagasan menarik
dalam perkembangan ini.
Dalam
dua tahun, Lemaitre mendengar berita yang selama ini berharap pun dia tak
berani. Hubble telah mengamati bahwa cahaya dari galaksi adalah geser merah,
berdasarkan efek Doppler, ini berarti bahwa alam semesta meluas. Bila galaksi
berjarak tetap dari bumi, spektrum gelombang cahaya akan muncul pada posisi
standar. Bila galaksi bergerak menjauhi kita, gelombang itu akan tampak
merenggang dan geser merah. Bila galaksi bergerak menuju kita, gelombang akan
tampak menciut dan geser biru.
Einstein
tertarik pada kerja Hubble dan memutuskan untuk mengunjunginya di Observatorium Mount Wilson. Pada saat
yang sama, Lamaitre memberikan kuliah di Institut Teknologi California, dan
berhasil menyudutkan sekaligus Hubble dan Einstein. Dia mengajukan teori “atom
primitif”-nya dengan hati-hati, selangkah demi selangkah meyakinkan bahwa
seluruh alam semesta telah diciptakan pada hari yang tidak memiliki hari
kemarin.
Dengan
sangat seksama dia menjelaskan seluruh perhitungan matematikanya. Ketika
selesai, dia tidak mempercayai telinganya sendiri. Einstein berdiri dan
menyatakan bahwa apa yang baru saja didengarnya adalah interpretasi yang indah
dan paling memuaskan yang pernah ia dengar dan selanjutnya mengakui bahwa
menciptakan konstanta kosmologis adalah kesalah terbesar dalam hidupnya. Fakta
yang telah mengejutkan Einstein yang dianggap salah satu ilmuwan terpenting
dalam sejarah adalah bahwa lama semesta mempunyai permulaan.
Penjelasan Teori Big Bang
Pengamatan
lebih lanjut pada perluasan alam semesta telah membuka jalan bagi
pendapat-pendapat baru. Sejak saat itu, para ilmuwan sampai pada model alam
semesta yang semakin kecil apabila seseorang kembali ke masa lampau dan pada
akhirnya mengerut dan konvergen pada satu titik seperti yang dikemukakan
Lemaitre. Kesimpulan yang dapat disimpulkan dari model ini adalah bahwa suatu
masa, semua benda alam semesta memadat dalam sebuah titik-massa tunggal yang
memiliki volume nol karena gaya gravitasinya sangat besar. Alam semesta kita
menjadi ada sebagai hasil dari ledakan titik-massa yang memiliki volume nol
ini. Ledakan ini disebut Big Bang.
Big
Bang menunjukkan hal lain. Big Bang menyatakan bahwa sesuatu memiliki volume
nol itu berarti sama dengan menyatakan bahwa sesuatu itu tidak ada. Seluruh
alam semesta ini diciptakan dari sesuatu yang tidak ada. Selanjutnya, alam
semesta memiliki awal, bertolak belakang dengan pandangan yang beranggapan
bahwa alam smesta adalah kekal.
Begitu
ditetapkan kenyataan alam semesta bahwa mulai terbentuk setelah sebuah ledakan
besar, para ahli astrofisika mencapai kemajuan pesat dalam
penelitian-penelitian mereka. Menurut George Gamow, apabila alam semesta
terbentuk dalam ledakan besar dan tiba-tiba, pastilah tertinggal sejumlah
radiasi dari ledakan tersebut yang menyebar rata di seluruh alam semesta.
Radiasi Kosmis MembuktikanTeori Big Bang
Pada
tahun-tahun setelah hipotesis itu disampaikan, temuan-temuan ilmiah
susul-menyusul terjadi dan semuanya membuktikan kebenaran Big Bang. Pada tahun
1965, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan suatu bentuk radiasi yang
hingga saat itu tak teramati yang disebut sebagai radiasi latar belakang kosmis.
Radiasi
ini tidak seperti benda-benda alam semesta lainnya karena keseragamnya yang
luar biasa. Radiasi ini tidak terlokalisasi juga tidak memiliki sumber yang
jelas, justru tersebar merata di mana-mana. Segera disadari bahwa radiasi ini
adalah peninggalan Big Bang yang masih memancar sejak ledakan besar itu
terjadi. Gamow telah meneliti frekuensi radiasi tersebut dan menemukan bahwa
besarnya mendekati nilai yang telah diramalkan oleh para ilmuwan. Penzias dan
Wilson dianugrahi penghargaan nobel atas temuan mereka itu.
Hanya
membutuhkan waktu delapan menit bagi George Smoor dan tim NASA untuk mencocokkan tingkatan-tingkatan radiasi yang
dilaporkan oleh Penzias dan Wilson, berkat satelit luar angkasa COBE.
Sensor-sensor yang sensitif berhasil pada satelit berhasil memberikan
kemenangan baru bagi teori Big Bang. Sensor-sensor itu membenarkan keberadaan
suatu bentuk yang rapat dan panas sisa dari Big Bang. COBE memotret sisa-sianya
dari Big Bang dan kelompok ilmuwan dipaksa mengakuinya.
Hidrogen dan Helium Bukti Teori Big Bang
Bukti
lainnya yang berhubungan dengan jumlah relatif Hidrogen dan Helium di alam
semesta. Perhitungan menunjukkan bahwa proporsi gas hidrogen-helium di alam
semesta cocok dengan hitungan teoritis dari apa yang seharusnya tersisa setelah
Big Bang.
Penemuan
bukti pentingnya ini menyebabkan teori Big Bang diterima sepenuhnya oleh dunia
ilmiah. Sebuah artikel di Scientific American yang terbit bulan Oktober 1994
membuat bahwa model Big Bang adalah
satu-satunya model yang diakui pada abad ke-20.
Satu
persatu, pengakuan mulai berdatangan dari nama-nama yang mempertahankan konsep
alam semesta tak terbatas selama bertahun-tahun. Dennis Sciama yang mempertahankan teori steady-state bersama Fred Hoyle menggambarkan situasi mereka setelah
pembuktian Big Bang. Dia berkata bahwa pada awalnya dia mendukung Hoyle tetapi
setelah adanya temuan ilmiah mengenai Big Bang, dia harus mengakui teori steady-state tidak pas untuk menjelaskan
asal mula terbentuknya alam semesta.
Itu
tadi sedikit artikel tentang Terbentuknya Alam Semesta Menurut Teori
Big Bang (Ledakan Dahsyat). Semoga dapat bermanfaat. Sekian dan
sampai jumpa pada artikel selanjutnya. Terima kasih.
Sumber:
Ghalib, Achmad Kholish. 2009. The True
Power of Atom. Yogyakarta: Penerbit DIVA Press.
No comments
silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan