Home Top Ad

Responsive Ads Here

Pesona Magnet Gilbert, Benda yang Membangkitkan Rasa Takjub

Share:


Pesona Magnet Gilbert, Benda yang Membangkitkan Rasa Takjub


Pesona Magnet Gilbert, Benda yang Membangkitkan Rasa Takjub - William Gilbert (1544-1603), seorang sarjana Inggris, menerbitkan buku Of Magnets, Magnetic Bodies, and the Great Magnet of the Earth (Ikhwal Magnet, Wujud Mgnetik, dan Maha Magnet Bumi) pada tahun 1600. Buku ini berisi penelitian-peneliiannya mengenai magnet. Bagi Gilbert, magnet adalah benda yang membangkitkan rasa takjub. Bagaimana suatu benda dapat mempengaruhi benda lain tanpa terlihat berhubungan fisik?

Kelebihan uraian Gilbert adalah mementingkan percobaan untuk mengetahui ciri-ciri magnet. Dengan memakai metode ini ia jelas sealiran dengan Kepler dan Galileo. Bagi peneliti gerakan planet abad ke-17, magnet sangat relevan dengan persoalan mereka, walaupun mungkin janggal untuk masa kini. Mereka bertanya-tanya: mungkinkah matahari mengeluarkan gaya magnet untuk menarik planet supaya selalu terikat pada pusatnya; mungkinkah kemagnetan Bumi dapat menjelaskan ikatan bulan-bumi? Kekuatan magnet yang tidak kasat mata, membuatnya menyimpan arti yang magis dan misterius. Ibarat kata, magnet mengulurkan jari-jemari yang tak terlihat melalui ruang kosong.

Terpengaruh oleh Gilbert, Kepler berspekulasi bahwa Matahari memancarkan sejenis cairan magnetik yang tak terlihat. Cairan itu, menurut Kepler hanya dipancarkan dalam bidang lintasan planet, mirip ruji-ruji sepeda. Matahari dianggap berputar, maka jeruji itu pun ikut berputar. Akibatnya, planet-planet terdorong mengikuti garis melingkar, seperti bola yang didorong dengan sapu sehingga bergerak melingkar.

Tarik-Menarik Benda di Ruang Angkasa

Di tempat lain Kepler membahas tarik-menarik diantara dua benda angkasa. Kedua benda itu harus sejenis. Misalnya, dua batu di Bumi yang melayang-layang di angkasa akan saling menarik dengan kekuatan yang sebanding dengan massa masing-masing batu. Kepler menduga bahwa Bulan dan Bumi sejenis, sehingga saling menarik. Ada juga gaya lain diantara Bulan dan Bumi yang tolak menolak. Seandainya tidak ada gaya ini, kiranya Bulan akan jatuh ke Bumi. Antara dua benda yang tidak sejenis misalnya Bumi dan Matahari, tidak mungkin ada tarikan itu. Dengan demikian, pemikiran Kepler ini tidak banyak berbeda dengan pandangan Aristoteles megenai batu yang jatuh ke Bumi, yakni karena merasa gembira dapat bersatu dengan Ibu Pertiwi.

Namun, jelas sudah bahwa sebelum Gilbert membahas magnet, sudah ada ide tentang pengaruh jarak jauh, dimana dua benda dapat saling menarik walaupun tidak bersentuhan secara fisik. Gagasan ini kelas sangat berpengaruh terhadap Newton.

Galileo memang mengamati angkasa dengan teropong buatannya sendiri, namun sumbangannya yang terbesar bukan kepada astronomi, melainkan mekanika. Ia sadar bahwa alam dapat berbicara dalam “bahasa matematika”. Ia tidak tenang sampai dapat menurunkan persamaan-persamaan matematis untuk berbagai macam gerakan. Ia menyelidiki batu yang jatuh bebas dan dilempar mengikuti lintasan parabolik. Dikemudian hari Newton mengembangkan penelitian ini dan menerapkannya pada benda angkasa. Newton juga yang menambahkan pengertian gaya sebagai penggerak.




Sumber: Klinken, Gerri van. 2004. Revolusi Fisika: Dari Alam Gaib ke Alam Nyata. Jakarta : Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

 


No comments

silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan