Fisika Medis: Penggunaan
Listrik dan Magnet pada Permukaan Tubuh - Seiring dengan perkembangan kelistrikan, telah diciptak
peralatan yang memperggunakan energi listrik untuk terapi pengobatan. Pada
tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah
menggunakan listrik berfrekuensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun
1929 telah menggunakan listrik dengan frekuensi 30 MHz untuk pemanasan yang
disebut short wave diathermy. Pada
tahun 1950 telah diperkenalkan penggunaan gelombang
mikro dengan frekuensi 2.450 MHz untuk keperluan dietermi dan pemakaian
radar.
1. Penggunaan Arus Listrik
Berfrekuensi Rendah
Listrik
berfrekuensi rendah mempunyai batas frekuensi antara 20Hz sampai dengan
500.000Hz. Frekuensi rendah ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot
sehingga terjadi kontraksi otot. Arus listrik berfrekuensi rendah dapat
dihasilkan oleh aliran listrik yaitu: stimulator
yang rangkaiannya terdiri multivibrator
maupun astable multivibrator. Selain
frekuensi, perlu juga diperhatikan pengulangan dalam pemakaian dan bentuk gelombang
arus listrik yang dipakai. Untuk pemakaian jangka waktu sangat singkat dan
bersifat merangsang persarafan otot, maka dipakai arus faradik. Sedangkan untuk pemakaian jangka waktu lama dan
bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus
listrik yang interuptur/terputus-putus atau arus DC (arus searah) yang telah
dimodifikasi.
Selain
arus DC, dapat pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50Hz, yang mempunyai
kemampuan merangsang saraf sensoris,saraf motorik dan, berefek kontraksi otot.
2. Penggunaan Arus Listrik
Berfrekuensi Tinggi
Arus
listrik berfrekuensi tinggi memiliki frekuensi di atas 500.000 Hz, dihasilkan
oleh sirkuit osilator yang mengandung rangkaian kondensator dan induktor, yaitu
rangkaian L-C. Listrik berfrekuensi tinggi tidak mempunyai sifat merangsang
saraf motoris maupun saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan dengan
pengulangan yang lama. Frekuensi tinggi ini mempunyai sifat memanaskan sehingga
dapat digunakan untuk diatermi yang dapat dibagi menjadi 2 tipe :
a. Short Wave Diathermy (Diatermi Gelombang Pendek)
Pada
diatermi ini terdapat dua metode yang digunakan untuk memperoleh gelombang
elektromagnetis agar masuk ke dalam badan, yaitu :
1) Metode Capacitance
(Metode Kondensator), dengan cara elektroda diletakkan
pada masing-masing sisi yang akan diobati dan dipisahkan dari kulit dengan
bahan isolator. Apabila kedua elektroda dialiri arus listrik, maka akan
tercipta medan listrik diantara kedua elektroda tersebut. Substansi yang ada di
dalam medan magnet akan bervibrasi, elektrolit mengalami dipole dan timbul
panas sebesar Q=Vit / 0,24 kalori.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran elektroda harus lebih besar
daripada struktur yang diobati dan jerak penempatan elektroda harus sama
terhadap kulit.
2) Metode Induksi
(Metode Kabel), pada
metode ini dapat menimbulkan efek medan listrik dan medan magnet secara
bersamaan. Metode ini dilakukan dengan cara melilitkan kabel pada daerah yang
akan diobati, misal daeah abdomen (perut).
Efek Dietermi Gelombang Pendek
adalah :
Menghasilkan
panas dan peningkatan efek fisiologis sebagai akibat dari peningkatan
temperatur, yaitu :
·
Meningkatkan
metabolisme, perubahan struktur kimia yang disebabkan kenaikan temperatur (Hk. Vant Hoff).
·
Suplai
darah meningkat, sebagai akibat dari meningkatnya metabolisme.
·
Efek
pada safat, mengurangi eksitasi saraf apabila kurang begitu panas.
·
Dengan
meningkatnya temperatur mengurangi relaksasi otot dan meningkatkan efisiensi
usaha otot. Otot akan berkontraksi dan relaksasi semakin meningkat.
·
Oleh
karena pemanasan maka terjadi koagulasi, sehingga terjadi detruksi jaringan.
·
Penurunan
tekanan darah yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah.
·
Meningkatkan
aktivitas kelenjar keringat.
Mempunyai
efek terapeutik (pengobatan)
·
Terhadap
daerah peradangan, dimana akan terjadi pelebaran pembuluh darah sehingga dapat
meningkatkan oksigen dan pengangkutan makanan untuk sel-sel.
·
Efek
terhadap infeksi bakteri, terjadi peningkatan konsentrasi sel darah putih dan
antibiotik pada daerah infeksi.
·
Menghilangkan
rasa sakit , panas menyebabkan saraf sensoris menyebabkan sedaktif.
b. Mikro Wave Diathermy
(Diatermi Gelombang Mikro)
Gelombang
mikro adalah gelombang dengan panjang gelombang 1 cm sampai 1 meter. Untuk
diatermi sering digunakan panjang gelombang 12,25 cm dengan frekuensi 2.450 MHz
atau panjang gelombang 69 cm dengan frekuensi 433,92 MHz. Efek yang ditimbulkan
tegantung jumlah energi radiasi yang diserap. Besar absorbsi dapat dinyatakan
dalam rumus eksponensial.
I : Intensitas radiasi yang diserap (I=37% dari Iâ‚’) (W/m²)
x : kedalaman radiasi dalam jaringan (m)
Iâ‚’ : intensitas radiasi pada permukaan kulit (W/m²)
d : tebal jaringan (m)
e : koefisien absorbsi
Efek
yang ditimbulkan adalah efek fisiologis dan efek pengobatan. Efek fisiologi: menimbulkan panas pada
jaringan-jaringan yang banyak mengandug air, banyak pula mendeposit energi,
pada otot lebih banyak menyerap energi gelombang mikro dari pada jaringan
lemak. Efek pengobatan: dapat
mengobati penderita yang mengalami ruda paksa (trauma) dan peradangan dan dapat
pula mengobati penderita nyeri dan spasme otot, bisul dan rematik.
Meskipun
penetrasi gelombang mikro lebih dalam daripada penetrasi sinar infra merah,
tetapi tidak dapat melewati jaringan yang padat sebagaimana dilakukan oleh
diatermi gelombang pendek. Gelombang mikro kurang berhasil mengobati struktur
yang dalam dibandingkan dengan diatermi gelombang pendek.
Gelombang
mikro tidak dapat dipakai pada penderita sirkulasi, karena dapat menimbulkan
pendarahan, trombosit dan flebitis. Pada penderita TBC dan tumor ganas tidak
diperkenankan pengobatan dengan gelombang mikro.
Sumber : Hani, Ahmad
Ruslan. 2010.Teori dan Aplikasi Fisika
Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika.
No comments
silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan