Home Top Ad

Responsive Ads Here

Pengertian Pengukuran, Jenis, Istilah, dan Mengukur Besaran Fisika

Share:
Setiap hari kita tidak lepas dari kegiatan pengukuran, karena pengukuran bagi manusia sudah menjadi kegitan yang tanpa disadari telah dilakukannya. Misalnya saja seorang penjual sedang melakukan pengukuran telur sebesar 1 kg menggunakan timbangan. Penjual tersebut telah melakukan pengukuran.

Dari contoh kegiatan tersebut sebenarnya apakah pengertian dari pengukuran itu? Lalu apa saja jenis pengukuran dan istilah-istilah dalam pengukuran? Unuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita lihat ulasan berikut ini.

A. PENGERTIAN PENGUKURAN

Pengukuran merupakan membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat. Namun bagaimanapun juga ketika kita mengukur suatu besaran fisis dengan menggunakan instrument, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai besar XC, melainkan selalu terdapat ketidakpastian.

Pengukuran dalam ilmu fisika merupakan proses pemberian angka-angka pada benda yang akan diukur menggunakan alat yang dijadikan sebagai standar. Pengertian pengukuran sendiri jarang diketahui oleh orang-orang, namun sering dilakukan oleh orang-orang.

B. JENIS PENGUKURAN

Jenis pengukuran besaran fisika dibedakan menjadi dua yaitu yang pertama beradasarkan metode pengukuran dan kedua berdasarkan banyaknya pengukuran, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Metode Pengukuran

Jenis pengukuran berdasarkan metode pengukuran dibedakan menjadi dua macam yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Adapun penjelasan adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran Langsung

Pengukuran langsung yaitu proses pengukuran menggunakan alat ukur yang langsung terbaca hasil pengukurannya. Contoh dari pengukuran ini yaitu ketika kita mengukur panjang pensil menggunakan mistar, berarti kita melakukan pengukuran langsung karena panjang pensil langsung terbaca hasilnya menggunakan mistar.

b. Pengukuran Tidak Langsung

Pengukuran tidak langsung yaitu proses pengukuran suatu besaran dengan cara mengukur besaran lain. Pada pengukuran ini, digunakan beberapa alat ukur, dan hasil pengukuran selanjutnya merupakan hasil operasi (dapat perkalian atau pembagian) dari hasil pengukuran alat-alat ukur tersebut.

Contoh dari pengukuran ini yaitu ketika mengukur kecepatan gerak suatu benda, maka besaran-besaran yang harus diukur adalah panjang dan waktu (v=s/t). Jadi alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran ini ada dua, yang pertama alat ukur panjang (meteran/penggaris) dan alat ukur waktu (stopwatch). Dan hasil pengukuran nantinya yaitu hasil pengukuran panjang bagi waktu.

2. Berdasarkan Banyaknya Pengukuran

Jenis pengukuran berdasarkan banyaknya pengukuran dibedakan menjadi dua macam yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. Adapun penjelasan adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran Tunggal

Pengukuran tunggal yaitu pengukuran yang hanya dilakukan satu kali. Pengukuran ini dilakukan apabila: besaran yang diukur tidak berubah-ubah, sehingga jika dilakukan pengukuran tunggal atau sekali hasil pengukuran dianggap akurat. Kemudian kesempatan untuk melakukan pengukuran hanya satu kali.

b. Pengukuran Berulang

Pengukuran berulang yaitu pengukuran yang dilakukan berulang kali. Pengukuran dilakukan apabila: pengukuran tunggal memberikat hasil yang kurang akurat, hasil pengukuran tunggal lebih mendekati hasil yang senenarnya, dan ketidakpastian berulang lebih kecil daripada ketidakpastia tunggal.

C. CONTOH PENGUKURAN

Berikut ini dijelaskan beberapa contoh pengukuran dalam fisika dalam kehidupan sehari-hari adalah

1. Seorang tukang yang hendak membuat rumah dengan luas 9 x 9 m terlebih dahulu mengukur lahan yang akan dipakai menggunakan alat ukur panjang meteran.

2. Seorang tukang lemari akan membuat lemari. Sebelum membuatnya, tukang kayu tersebut mengukur kayu tersebut lalu memotong dengan ukuran sket yang telah ditentukan.

C. ISTILAH DALAM PENGUKURAN

Ada beberapa istilah dan definisi dalam pengukuran yang harus dipahami, diantarannya yaitu akurasi, presisi, kepekaan, resolusi, dan kesalah. Adapun penjelasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1.    Akurasi merupakan kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang diukur.
2.    Presisi merupakan hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
3.    Kepekaan merupakan ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau variabel yang diukur.
4.    Resolusi merupakan perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur.
5.    Kesalahan merupakan  angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.

D. MENGUKUR BESARAN FISIKA

Seperti yang kita ketahui bahwa, besaran fisika merupakan ukuran fisik benda yang dinyatakan dengan nilai. Besaran sendiri dibedakan menjadi dua yaitu besaran pokok dan besara turunan. Namun untuk hal ini, kita hanya akan membahas cara mengukur besaran fisika panjang, massa, dan rapat massa. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Mengukur Besaran Panjang

Kita mengenal berbagai macam alat ukur panjang. mislanya; mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup. Alat pengukur panjang yang paling umum adalah mistar. Mistar atau penggaris mempunyai skala terkecil 1 mm dengan batas ketelitian 0,5 mm, yaitu setengah dari skala terkecil alat ukur. Penggunaan alat ukur panjang disesuaikan dengan benda yang akan diukur. Untuk mengukur panjang tanah atau bangunan digunakan alat pita pengukur dengan skala terkecil sentimeter (cm). Untuk mengukur jarak dari satu kota ke kota lain dapat menggunakan alat roda pengukur dengan keliling roda sudah diketahui. Jarak antar kota dapat diketahui dari banyak putaran yang dilakukan roda, seperti prinsip kerja pengukur jarak pada kenadran bermotor.

Dalam mealakukan pengukuran menggunakan skala, kita harus menghindari kesalahan melihat (paralaks). Pada saat mengukur, posisi mata harus lurus dengan skala yang dibaca.

Untuk mengukur panjang 10 cm sampai dengan 0,1 mm digunakan jangka sorong. Alat ukur ini mempunyai dua skala, yaitu skala induk (utama) yang ada pada rahang tetap dan skala vernier (nonius) pada rahang geser yang memiliki 10 bagian skala dari panjang skala induk 9 mm sehingga ketelitiannya sama dengan 10/10 mm – 9/10 mm. Gambar jangka sorong ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Pengertian Pengukuran dan Istilah dalam Pengukuran: Panjang, Massa dan Rapat Massa

Untuk mengukur panjang sampai 0,01 mm digunakan alat micrometer sekrup. Bagian terpenting dari alat ini adalah poros berskala mmdan selubung luar yang dapat berputar yang terdiri atas 50 bagian skala. Jika selubung diputar 1 kali putaran maka selubung akan maju atau mundur 0,5 mm.

1 skala selubung = 0,5/50 mm = 0,01 mm
Angka 0,1 mm merupakan ketelitian dari micrometer sekrup.

2. Mengukur Besaran Massa

Pengukuran massa banyak dilakukan menggunakan neraca atau timbangan yang bekerja atas dasar prinsip tuas

Pengukuran massa banyak dilakukan menggunakan neraca atau timbangan yang bekerja atas dasar prinsip tuas. Jenis neraca yang umum digunakan di laboratorium, antara lain neraca emas. Pada neraca emas ini benda yang hendak ditentukan massanya diseimbangkan dengan sejumlah massa yang telah ditera, disebut batu timbangan. Apabila sudah seimbang maka massa benda sama dengan massa batu timbangan tersebut.

Jenis neraca lain adalah neraca lengan dengan beban geser. Neraca ini memiliki beberapa lengan berlahbeban yang dapat digeser-geser sehingga disebut Neraca Ohauss. Neraca Ohauss ada yang memiliki 3 lengan, ada juga yang memiliki 4 lengan. Pada tiap lengan terdapat skala yang langsung menyatakan massa benda yang diukur pada waktu lengan batang seimbang dengan beban.

Misalnya pada neraca Ohauss 3 lengan, beban geser menunjukkan berturut-turut 100 g, 20 g, dan 3 g, maka massa benda itu sama dengan 100+20+3= 123 gram.

3. Mengukur Besaran Waktu

Satuan waktu yang sering digunakan adalah detik atau sekon, menit, dan jam

Satuan waktu yang sering digunakan adalah detik atau sekon, menit, dan jam. Waktu dapat diukur dengan arloji dan stopwatch. Pada arloji mekanis terdapat tiga jarum, yaitu panjang, jarum sedang, dan jarum pendek. Jarum panjang kecil disebut jarum sekon. Setiap bergerak 1 skala, jarum ini menunjukkan waktu 1 sekon. Jarum sedang menunjukkan waktu dalam menit. Setiap bergerak 1 skala, waktu berubah 1 menit. Adapun jarum yang paling pendek menunjukkan jam. Perubahan setiap skala pada jarum pendek menunjukkan perubahan waktu selama 1 jam.

Stopwach merupakan alat ukur waktu yang lebih teliti dibandingkan arloji. Stopwatch memiliki ketelitian hingga 0,1 sekon. Stopwatch mekanis memiliki dua jarum, yaitu jarum panjang dan jarum pendek. Setiap skala yang ditunjukkan oleh jarum panjang nilainya satu sekon, sedangkan setiap skala yang ditunjuk oleh jarum pendek nilainya 1 menit.

Cara menggunakan stopwatch adalah sebagai berikut. Sebelum stopwatch digunakan, semua jarum penunjuk harus menunjukkan angka nol. Untuk memulai pengukuran, tekan tombol start; untuk mengakhiri pengukuran, tekan tombol stop; dan untuk mengembalikan ke posisi nol, tekan tombol reset.

4. Mengukur Besaran Suhu

Suhu berkaitan erat dengan panas

Suhu berkaitan erat dengan panas. Suhu merupakan ukuran (derajat) panas atau dinginnya suatu benda. Suhu suatu benda diukur dengan alat termometer. Termometer yang sering kita jumpai adalah termometer klinis yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh dan termometer laboratorium yang digunakan dalam kegiatan percobaan.

Termometer klinis biasanya memiliki skala 35-420 C. Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh normal yang berkisar antara 36-38 0 C. Termometer digital lebih sering digunakan karena lebih aman, praktis, dan akurat. Termometer labolatorium biasanya memiliki skala -10-1100 C. Zat cair yang digunakan untuk mengisi termometer klinis adalah raksa, sedangkan termometer labolatorium sebagian menggunakan raksa dan sebagaian lagi menggunakan alkohol.

Pada saat termometer labolatorium dan termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu suatu benda, tandon termometer harus menyentuh benda yang akan diukur suhunya sehingga zat cair dalam termometer memuai. Suhu benda dapat diketahui melalui skala yang ditunjukkan oleh zat cair (raksa atau alkohol) dalam termometer, yang satuannya biasa dinyatakan dalam derajat Celcius (0 C). Adapun pada termometer digital, ujung penghantar dihubungkan pada benda yang diukur suhunya sehingga pada layar termometer terlihat nilai suhu yang terukur.

Satuan suhu dalam sistem internasional dinyatakan dalam Kelvin (K). Dalam kehidupan sehari-hari, satuan Kelvin dipandang kurang praktis sehingga digunakan satuan suhu yang lain, yaitu derajat Celcius.

Itu tadi sedikit penjelasan tentang Pengertian Pengukuran, Jenis, Istilah dan Mengukur Besaran Fisika. Semoga dapat bermanfaat. Sekian dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya. Terima kasih dan jangan lupa di share.

No comments

silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan