Pengertian Relay – Relay merupakan salah satu jenis switch (sakelar). Perbedaannya, relay
dikendalikan secara elektronika, sedangkan switch (sakelar) dikendalikan secara
mekanik. Relay menggunakan prinsip elektromagnet koil (kumparan) untuk menggerakkan saklar sehingga dengan arus yang kecil dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Adapun relay
ditunjukkan pada gambar di bawah ini
Keuntungan Relay
Kerugian Relay
Komponen Penyusun Relay
Berikut ini merupakan komponen-komponen penyusun relay sebagai berikut :
Berdasarkan jenis sakelarnya, relay dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
Dibawah ini merupakan bentuk dari jenis-jenis relay yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Sumber :
Gambar Relay
Transistor
tidak dapat berfungsi sebagai switch (saklar)
tegangan AC atau tegangan DC. Selain itu, umumnya tidak digunakan sebagai switching untuk arus besar (>5 A).
Dalam hal ini, penggunaan relay sangatlah tepat. Relay berfungsi sebagai saklar
yang bekerja berdasarkan input yang dimilikinya.
Keuntungan Relay
1.
Relay
dapat switch AC dan DC, transistor hanya switch DC
2.
Relay
dapat switch tegangan tinggi, transistor tidak dapat
3.
Relay
pilihan yang tepat untuk switching arus yang besar
4.
Relay
dapat switch banyak kontak dalam 1 waktu
Kerugian Relay
1.
Relay
ukurannya jauh lebih besar daripada transistor
2.
Relay
tidak dapat switch dengan cepat
3.
Relay
butuh daya besar dibanding transistor
4.
Relay
membutuhkan arus input yang besar
Fungsi Relay
Berikut
ini merupakan beberapa fungsi relay saat diaplikasikan dalam bentuk rangkaian
adalah sebagai berikut;
1.
Relay
digunakan untuk mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan
bantuan signal tegangan rendah
2.
Relay
digunakan untuk menjalankan logic function atau fungsi logika.
3.
Relay
digunakan untuk memberikan time delay function atau fungsi penundaan waktu.
4.
Relay
digunakan untuk melindungi motor atau komponen lainnya dari konsleting atau
kelebihan tegangan.
Komponen Penyusun Relay
Berikut ini merupakan komponen-komponen penyusun relay sebagai berikut :
1. Koil
(Kumparan)
Koil
merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk menciptakan medan magnet
(elektromagnet).
2. Input
Input
merupakan bagian kontrol relay. Relay membutuhkan tegangan masukan (VDC) untuk
dapat mengoperasikan kumparan.
3. Common
Common
merupakan bagian sakelar relay yang tersambung dengan Normally Closed (NC)
dalam keadaan normal.
4. Normally
Closed (NC)
Normally
Closes (NC) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal (relay
tidak diberi tegangan) terhubung dengan common.
5. Ormall
Open (NO)
Normaly
Open (NO) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal (relay tidak
diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.
Jenis Relay
Berdasarkan jenis sakelarnya, relay dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
1.
SPST (Single Pole Single Throw) merupakan
jenis relay yang memiliki 2 reminal saling berhubungan atau saling terpisah
pada keadaan normal (tidak ditekan).
2.
SPDT (Single Pole Double Throw) merupakan
jenis relay yang terdiri dari 5 buah pin, yaitu 2 koil, 1 common, 1 NC, dan 10
NO.
3.
DPST (Double Pole Single Throw) merupakan
jenis relay yang setara dengan 1 buah sakelar atau relay SPST.
4.
DPDT (Double Pole Double Throw) merupakan
jenis relay yang setara dengan 2 buah sakelar atau relay SPDT.
Dibawah ini merupakan bentuk dari jenis-jenis relay yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar Jenis sakelar pada relay
Itu
tadi sedikit penjelasan tentang Pengertian
Relay, Fungsi, Komponen Penyusun Relay dan Jenis Relay. Semoga dapat bermanfaat.
Sekian dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya. Terimakasih.
Sumber :
- Chandra,
Franky dan Arifianto, Deni. 2010. Jago
Elektronika. Jakarta : Penerbit Kawan Pustaka.
-
Budiharto,
Widodo dan Firmasyah, Sigit. 2005. Elektronika
Digital dan Mikroposesor. Yogyakarta : Penerbit Andi.
No comments
silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan